24 Feb 2011

PUJIAN PENYEMBAHAN ISI DAN DEFINISI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.PUJIAN DAN PENYEMBAHAN

1.Pujian

a.Definisi Pujian
Pujian adalah ekspresi manusia berupa ungkapan hati yang ditujukan kepada Allah, sebagai tanggapan atas perbuatan-Nya dan juga atas diri pribadi Allah sendiri. Sebagai contoh pada saat bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan diselamatkan oleh Allah dari pengejaran bangsa Mesir, pada saat itulah pujian dinaikkan kepada Allah sebagai ungkapan hati mereka yang penuh sukacita atas apa yang telah Allah lakukan kepada mereka (Kel. 14-15).
Pujian tumbuh dari rasa syukur kepada Allah, yaitu ketika Allah turut mengambil bagian dalam problema kehidupan, maka pada saat itulah rasa syukur dan terima kasih tercipta melalui pujian. Rasa syukur itulah yang menjadi penggerak untuk memuji Allah. Pujian melibatkan pikiran yang yang tertuju kepada Allah kemudian diwujudkan dalam tindakan yang merupakan perbuatan yang memuji Allah.
Pujian kepada Allah lahir dari keputusan untuk bersedia memuji, yang berarti terlepas dari keadaan atau perasaan baik atau buruk, karena pada dasarnya pujian didasarkan atas kebesaran Allah.1 Artinya respons yang terjadi atas perbuatan Allah yang menunjukkan kebesaran Allah, sehingga manusia memuji Allah atas kebesaran-Nya dalam perbuatan-Nya atas kehidupan manusia. Pujian memberikan kekuatan untuk meraih kemenangan atas masalah, tekanan dalam kehidupan manusia. Pujian adalah merupakan senjata yang Allah letakkan dalam diri setiap orang-orang percaya sejak mulai ada dalam dunia (Mat. 21:16) untuk mengalahkan kuasa kegelapan.
Pujian merupakan ekspresi iman yang menunjukkan kepercayaan manusia kepada-Nya atas kuasa-Nya yang bekerja dalam diri tiap orang percaya. Ekspresi iman yang percaya bahwa Allah mengasihi semua orang khususnya yang percaya kepada-Nya. Sehingga Allah melimpahkan berkat serta mujizat dalam kehidupan orang percaya.
Pujian diberikan kepada Allah karena memang Allah layak dipuji (Mzm. 135). Pujian yang dinaikkan kepada Allah tidak mempengaruhi eksistensi Allah sebagai Allah, sebab Ia tetap adalah Allah lepas dari apakah manusia memuji Dia atau tidak.

b.Istilah Pujian dalam Alkitab
(1)Dalam Perjanjian Lama
(a)Halal

Halal memiliki arti membanggakan, merayakan, menghargai. Kata halal berasal dari kata helel yang berarti pemancaran benda-benda sorgawi. Jadi maksud dari kata halal adalah menjadi terang bercahaya (transparan), menyanjung, merayakan dengan sorak-sorai. Kata halal dalam Perjanjian Lama digunakan sebanyak 113 kali. Bentuk pujian ini harus dipersembahkan dalam suatu sikap kegirangan.2 Contoh puji-pujian dalam Mazmur. 44:9 “Karena Allah, kami nyanyikan puji-pujian”; Mazmur. 18:4 “Terpujilah Tuhan”. Ada kesan bahwa umat Allah harus bermegah-megah mengenai Tuhan.3

(b)Zamar
Zamar memiliki arti memainkan beberapa alat musik, memberikan pujian atau menyanyikan pujian, bermazmur, puji-pujian yang dinyanyikan dengan diiringi dengan alat musik.4 Contoh ayat dalam Firman Tuhan adalah dalam Mazmur 47: 6-7; 57:8-9; 68:4-5; 144:9; 147:7

(c)Yadah
Yadah memiliki arti bersyukur atau memuji, pujian, mengakui, berterima kasih.5 Mengungkapkan suatu tindakan rasa syukur dan terima kasih yang keluar dari hati (Mzm. 111:1; 42:5; 20:1; 43:4)

(d)Sabach
Sabach memiliki arti pujian, kemenangan, kemuliaan, pemujaan dengan suara keras.6 Kata ini menggambarkan ketika umat Israel berada dalam tabernakel dimana semua orang memuji Tuhan dengan suara gaduh. (Mzm. 63:4; 117:1).

(e)Tehillah
Tehillah memiliki arti penyanjungan, sebuah kidung pujian yang selayaknya karena kebajikan-kebajikan. Menyanyi dengan luapan sukacita. Cara ini dipakai dalam konteks sukacita yang meluap-luap. Kata ini dipakai dalam Perjanjian Lama sebanyak 57 kali.7 Contoh dalam Alkitab yaitu dalam Mazmur 40:3; 22:4; 33:1; 34:2.

(2)Dalam Perjanjian Baru
(a)Epainos
Epainos memiliki arti pujian atau penghargaan. Berasal dari bahasa Yunani yang berhubungan dengan kemuliaan Allah.8 Contoh dalam Firman Allah adalah dalam Matius 21:16 yang dalam bahasa Inggris yaitu Laudation, Praise.

(b)Eulogeo
Eulogeo memiliki arti memuji, menyanjung.9 Contoh dalam Alkitab yaitu dalam Matius 21:9 yang memakai kata Eulogemenos yang berarti Blessed yaitu memuji; Markus 11:9; Lukas 1:64; 2:28.

(c)Ainos
Ainos berasal dari kata Aineo yang memiliki arti memuji, menyanjung. Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan sebanyak 8 kali. Contoh dalam Matius 21:16 memakai kata Ainon yang dalam bahasa Inggris disebutkan Praise of God yang berarti memuji Allah; Lukas 18:43. Kata Ainos juga diartikan sebagai pujian yang dihubungkan dengan suatu keagamaan.10

(d)Humneo
Humneo memiliki arti pujian, menyanyi atau memuji, menyanjung.11 Contoh ayat dalam Firman Tuhan yaitu dalam Markus 14:26 yang dalam bahasa Inggris disebutkan to celebrate God in song yang berarti menyanjung Allah dengan nyanyian.


2.Penyembahan

a.Definisi Penyembahan
Penyembahan lahir dari pengenalan akan Allah. Pengenalan akan Allah tersebut lahir dari inisiatif Allah yang terlebih dahulu menyatakan diri-Nya kepada manusia, yaitu lewat karya penebusan-Nya di kayu salib untuk menunjukkan kasih-Nya kepada manusia. Sehingga dari kasih Allah tersebut, menimbulkan kasih dalam diri orang percaya. Ketika orang percaya benar-benar mengasihi Allah berarti dalam seluruh kehidupannya, mereka menempatkan Allah menjadi yang terutama. Menurut Zschech “Inti penyembahan adalah pada saat orang percaya telah memberikan tempat yang terutama bagi Tuhan, dan hal itu adalah hal yang mutlak dalam penyembahan.12”
Penyembahan adalah tindakan yang dipenuhi pemujaan, rasa tunduk dan hormat kepada Tuhan (Mzm. 95:1-2; 96:1-3). Dalam hal ini juga penyembahan merupakan tindakan roh manusia saat berkomunikasi dengan Allah yang terwujud dalam ekspresi lahiriah. Artinya, ketika roh manusia menyembah Allah, ungkapan hati mereka diwujudkan dalam ekspresi fisik yang bervariatif.
Penyembahan merupakan sebuah aksi yang bebas dalam mengekspresikan kasih kepada Allah (Mzm. 18:1-2). Artinya bahwa penyembahan dapat terjadi kapan saja. Karena penyembahan tidak tergantung pada situasi atau hal-hal yang berada di luar manusia seperti, sarana atau fasilitas yang sekirannya dapat membantu penyembahan manusia kepada Allah, dan tempat yang juga sekirannya dianggap dapat mewadahi penyembahan manusia kepada Allah. Penyembahan merupakan suatu bentuk respon yang tepat kepada Allah yang telah memberikan segala sesuatu, yang bertahta dalam kekekalan, kepada Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Penyembahan adalah menyembah dengan seluruh keberadaan diri manusia yang memiliki pikiran dan perasaan dan kehendak yang ditaklukkan di bawah kaki Kristus.
Penyembahan adalah bertemu dengan Allah, mengenal serta mengalami ke dalam diri-Nya, memberi syukur serta pujian atas apa yang telah Ia perbuat.
Menyembah berarti bahwa umat Allah atau orang-orang percaya sedang menyambut Allah untuk berkuasa atas pribadi mereka, menyatukan sifat serta gambar diri-Nya dalam kehidupan mereka, sehingga dibawa kepada suatu tujuan yaitu menjadi serupa dengan Kristus.

b.Istilah Penyembahan dalam Alkitab
(1)Dalam Perjanjian Lama
(a)Barak
Barak memiliki arti berlutut, memuliakan Allah (sebagai suatu tindakan memuja). Kata ini ditemukan sebanyak 289 kali dalam Perjanjian Lama. Contoh dalam Firman Tuhan yaitu dalam Ulangan 8:10; Mazmur 10:1. Dalam Ulangan 8:10 memakai kata Baw-rak yang berarti to kneel to bless God as an act of adoration yaitu bersujud dengan maksud untuk memuji Allah sebagai suatu tindakan memuliakan Allah13.

(b)Sachah
Sachah memiliki arti menyembah, meniarapkan diri, membungkuk, menundukkan badan, melakukan penyembahan. Secara spesifik kata ini dipakai untuk mengartikan kata bersujud, berharap sebagai tindakan penghormatan.14 Contoh dalam Firman Tuhan yaitu dalam Kejadian 37:7, 9, 10, 12; Imamat 26:1 memakai kata Sachah yang memiliki arti Prostrate; especialy reflex in homage to royalty or God yaitu bersujud; khususnya suatu tindakan dalam penghormatan kepada raja atau kepada Tuhan. Arti yang lain yaitu Bow down yang berarti bersujud

(2)Dalam Perjanjian Baru
(a)Latrueo
Latrueo memiliki arti melayani, menyembah Allah dengan taat dalam setiap upacara yang diadakan untuk menyembah Dia.15 Dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan sebanyak 21 kali. Dan dalam Perjanjian Lama digunakan sebanyak 90 kali. Contoh dalam Alkitab yaitu dalam Lukas 2:37; Kisah para rasul 26:7; Ibrani 12:8. kata Latrueo digunakan dalam konteks pelayanan suatu ibadah, artinya bahwa kata ini sering digunakan dalam hubungannya dengan penyembahan ceremonial dalam tata cara pengorbanan dalam Perjanjian Lama. Sedangkan dalam Perjanjian Baru kata ini menyatakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang Ibrani16, yang pelayanannya bukan ditujukan kepada orang lain melainkan kepada Allah.

(b)Sebomai
Sebomai memiliki arti menyembah. Kata Sebomai berasal dari kata Sebas” yang berarti takut yang mengacu kepada pengertian suatu kekaguman. Dalam Perjanjian baru istilah ini digunakan sebanyak 8 kali.17 Contoh dalam Alkitab yaitu dalam Markus 7:7 Sebomai yang berarti to revere yang berarti memuja, Adore yang berarti menyanjung dan Worship yang berarti menyembah.

(c)Proskuneo
Proskuneo berarti penyembahan (Yoh. 4:20-24), melakukan penghormatan kepada…, Prostration in homage yang berarti sujud dalam penghormatan. arti lain yaitu mencium sebagai bukti penghormatan. Kata ini digunakan sebanyak 60 kali dalam Alkitab.18
3.Pujian dan Penyembahan
a.Pujian dan penyembahan dalam Alkitab
(1)Makna Pujian dan Penyembahan dalam Perjanjian Lama
Pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Lama bersifat progresif yang terus berkembang dan berkesinambungan. Ketika Allah menyatakan diri kepada umat-Nya selalu disesuaikan dengan keadaan serta situasi yang senantiasa berubah-ubah saat itu. Selain itu pujian dan penyembahan pada masa Perjanjian Lama bersifat Liturgikal19, yaitu bahwa Allah menetapkan suatu tata cara kepada umat-Nya supaya mereka dapat menghampiri Allah. Satu ciri khas liturgikal pujian dan penyembahan yang dilakukan umat Israel adalah berupa pengorbanan.
Pengorbanan merupakan unsur dalam pujian dan penyembahan umat Israel. Pengorbanan ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta pengampunan atas dosa-dosa mereka. Mempersembahkan korban adalah suatu jalan untuk memulihkan persekutuan manusia dengan Allah.
Makna pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Lama adalah bahwa umat Israel pada masa itu memiliki tradisi dalam penyembahan yang bersifat keimamatan, pemujaan, ketundukan kepada otoritas tertinggi dan bersifat turun temurun.20 Artinya bahwa tradisi dalam penyembahan mereka kepada Allah ialah melalui imam yang bisa berhubungan langsung kepada Allah. Dan imam tersebut adalah jabatan yang bersifat turun temurun yang berasal dari keturunan Lewi. Dan dalam kehidupan pemerintahan umat Israel secara langsung tunduk kepada Allah sebagai penguasa tertinggi dan dalam penyembahan atau pemujaan mereka adalah ditujukan secara langsung kepada Allah sebagai otoritas atau pemegang kekuasaan tertinggi. Selain itu makna pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Lama, tepatnya adalah respons atau tanggapan atas perbuatan Allah dalam kehidupan umat Israel saat itu.
Sehubungan dengan pujian dan penyembahan umat Israel saat itu, Allah memilih kemah suci sebagai tempat Ia hadir secara khusus dalam menyatakan diri-Nya.
Makna pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Lama, khususnya pada jaman sebelum masa keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah respon atau tanggapan atas pernyataan Allah kepada manusia, respon atau tanggapan yang menyatakan keyakinan atau ucapan syukur atas janji-janji Allah saat Ia menyatakan Diri. Sebagai contoh pada masa Abraham, Ishak dan Yakub, Allah sering menampakkan kepada mereka dengan menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang kudus dan Allah yang menggenapi setiap janji-janji-Nya.

(2)Makna Pujian dan Penyembahan dalam Perjanjian Baru
Pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Baru adalah penggenapan pewahyuan Allah selama masa Perjanjian Lama yaitu pernyataan diri Allah kepada umat Israel yang bertujuan untuk memperkenalkan diri-Nya agar terjadi hubungan antara Allah dengan umat-Nya.
Penggenapan tersebut terjadi dalam pribadi Yesus Kristus (Yoh. 1:18). Yesus telah menjadi dasar pujian dan penyembahan. Umat Allah tidak lagi menghadap Allah dengan suatu bentuk liturgi umat Israel pada masa Perjanjian Lama, melainkan dalam Roh dan Kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Adapun makna pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Baru adalah Yesus memulihkan kembali persekutuan antara manusia dengan Allah melalui karya penebusan-Nya. Keselamatan yang dianugerahkan oleh Yesus merupakan penggenapan dari pewahyuan Allah, McArthur mengatakan: “Bapa mengutus Kristus untuk mencari dan menyelamatkan dengan tujuan khusus, untuk menghasilkan umat yang menyembah.21” Sehingga orang-orang percaya dapat menyembah kepada Yesus dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Menurut Barclay pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Baru “Seperti terkoyak dan tersingkapnya tabir bait suci yang membuka jalan ke hadirat Allah, demikian halnya tubuh Kristus menyingkapkan kebesaran yang sepenuhnya dari kasih-Nya yang sekaligus membuka jalan menuju kepada Allah.22” Yaitu tentang Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6).
Makna pujian dan penyembahan dalam Perjanjian Baru selain pada saat Yesus yang mengatakan kepada wanita Samaria (Yoh. 4:23) tentang penyembahan yang benar adalah terutama tentang Roh dan Kebenaran23, tradisi penyembahan dalam Perjanjian Baru setelah masa Yesus adalah bersifat perhimpunan atau perkumpulan. Contoh dalam Kisah para rasul 2:46.

b.Dampak pujian dan penyembahan
Pada saat pujian dan penyembahan dinaikkan kepada Allah dengan penuh iman, maka iman yang menunjukkan kepercayaan bahwa Allah bekerja dengan kuasa-Nya di dalam diri manusia sehingga mendatangkan kekuatan yang dapat mengubah keadaan. Seperti pada saat manusia diperhadapkan dengan tekanan atau permasalahan, maka iman yang menyatakan kepercayaan manusia tersebut kepada Allah, yakin bahwa Allah bekerja dalam dirinya untuk memberi kemampuan dalam mengatasi masalah. Sebagai contoh ketika raja Yosafat menaikkan pujian (ay. 19) dan penyembahan (ay. 18) kepada Allah disertai dengan iman sehingga mendatangkan kekuatan yang mengalahkan situasi terjepit (II Taw. 20:1-30).
Allah dari semula meletakkan pujian dalam mulut setiap orang percaya sebagai senjata untuk membungkam musuh (Mat. 21:16), menurut Cornwal mengatakan:
“Pujian adalah sangat berkuasa, keefektifannya abadi, karena pujianlah umat Allah sanggup bertindak dalam dunia roh. Pujian menyanggupkan umat Allah bertempur melawan orang-orang durhaka, kuasa-kuasa kegelapan serta memperoleh kemenangan atas mereka.24”

Pada saat menaikkan pujian dan penyembahan, berarti memberikan atau menyalurkan kuasa Allah dalam diri manusia atau Allah memampukan orang percaya yang pada akhirnya dapat mengubah keadaan serta memberi dampak. Dampak yang terjadi pada saat pujian dan penyembahan dinaikkan antara lain;

(1)Musuh dapat dikalahkan.
Pada saat umat Allah meninggikan nama Allah dalam pujian dan penyembahan, pada saat yang sama pula kuasa kegelapan dihancurkan. Sebagai contoh pada saat raja Saul diganggu oleh roh jahat, Daud diperintahkan oleh raja Saul untuk menghiburkan hatinya. Pada saat Daud menaikkan pujian dan penyembahan kepada Allah melalui permainan kecapi, maka pada saat yang sama pula roh jahat undur dari pada raja Saul (I Sam. 16:14, 16, 19, 22-23).
Pujian dan penyembahan merupakan sarana yang Allah pakai dalam menyatakan kuasa-Nya untuk mengusir kuasa kegelapan yang mengikat kehidupan manusia pada masa kini. Pada saat pujian dan penyembahan dinaikkan kepada Allah, saat itu juga Allah berperang secara adikodrati melawan kuasa-kuasa kegelapan.25

(2)Pujian dan penyembahan dapat mempererat hubungan manusia dengan Allah.

Allah memanggil orang percaya kepada suatu pengenalan yang intim dengan Allah. Allah ingin supaya umat Allah secara pribadi dapat mengenal-Nya. Pujian dan penyembahan adalah salah satu cara dimana Allah menyatakan diri-Nya untuk dapat dikenal oleh umat-Nya. Menurut Hinn: “Pujian memperkenalkan saya kepada Dia, dan penyembahan adalah ketika saya menyerahkan hati saya kepada-Nya.26” Dengan demikian melalui pujian dan penyembahan selain akan membuat orang-orang percaya bertumbuh dalam kehidupan kekristenan mereka, juga dapat membuat mereka bertumbuh dalam pengenalan kepada Kristus.
Pujian dan penyembahan yang dilakukan umat percaya dengan hati yang tulus dan penuh kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan, menyebabkan mereka semakin menyadari kuasa, kebesaran serta kasih, kesetian serta keajaiban Allah dan semakin mereka membangun hubungan intim dengan Tuhan.

(3)Pujian dan penyembahan memberikan kekuatan bagi orang percaya.

Pujian dan penyembahan adalah salah satu cara umat Allah untuk mengekspresikan iman kepada Allah. Manusia cenderung menjadi lemah pada saat menghadapi suatu permasalahan. Bila pujian dan penyembahan dinaikkan kepada Allah, dengan iman yang penuh keyakinan sebagai sikap yang penuh syukur, maka Allah akan bertindak (Ayb. 9:16; Mzm. 3:5; 18:7). Sebagai contoh raja Daud menaikkkan pujian dan penyembahan pada saat ia berada dalam pengejaran.


c.Alasan Manusia Memuji dan Menyembah Allah
Sebagai umat Allah yang telah mengalami penebusan oleh darah Yesus harus dapat mengerti betapa pentingnya hidup dalam persekutuan dengan Allah, karena sangat besar manfaatnya apabila umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam suatu kehidupan yang bersekutu dengan Allah. Ada beberapa alasan mengapa umat Allah memuji dan menyembah Allah.

(1)Manusia diciptakan oleh Allah untuk memuji dan menyembah Allah. Dalam Katekismus singkat Westminster mencatat bahwa tujuan Allah ketika menciptakan manusia adalah mempermuliakan Allah serta memperkenankan Dia selamanya. (Why. 4:11; Mzm. 73:25-26; I Kor. 10:31).27
(2)Allah memerintahkan manusia untuk melakukan hal itu (Mzm. 150:1).
(3)Allah bersemayam diatas pujian umat-Nya (Mzm. 22:4).
(4)Allah patut dipuji atas semua perbuatan-Nya (Mzm. 135)
(5)Allah layak atas penyembahan manusia. Kebesaran Allah dan kebaikan-Nya yang tidak terbatas, membuat Dia memang layak atas pengakuan dan penghargaan manusia sebagai Allah yang Maha Kuasa.
(6)Allah memberi kemampuan ilahi kepada setiap orang percaya yang telah ditebus oleh darah Yesus. Kemampuan ilahi itu adalah memuji dan menyembah Allah.
(7)Pujian dan penyembahan adalah ungkapan hati manusia yang penuh sukacita dan ucapan syukur serta terima kasih dengan cara berupa sikap penghargaan dan penghormatan yang ingin ditujukan kepada Tuhan.
(8)Pujian dan penyembahan adalah sebagai senjata rohani yang Allah tempatkan dalam diri orang-orang percaya untuk mengalahkan musuh (Mzm. 149:6-9).
(9)Pujian dan penyembahan kepada Allah mendatangkan mujizat (II Taw. 20:21).28
(10)Pada saat memuji dan menyembah Allah, maka hubungan dan pengenalan kepada Allah semakin bertumbuh.
(11)Pujian dan penyembahan yang dinaikkan kepada Allah, menyenangkan hati Allah.
(12)Pujian dan penyembahan mewujudkan suatu kehidupan yang memuliakan Allah.

d.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pujian dan Penyembahan
(1)Roh Kudus
Roma 8:15-16 “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!", Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”. Roh Kudus memampukan orang-orang percaya untuk dapat bersekutu dengan Allah, dengan bersaksi bersama-sama mereka yang menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah.



(2)Sumber daya manusia
Faktor sumber daya manusia juga menentukan kualitas dalam pelayanan pujian dan penyembahan. Dengan kata lain, adanya orang-orang yang berkualitas dalam bidang pujian dan penyembahan. Sebagai contoh orang yang melayani khusus di bidang musik, orang yang khusus melayani sebagai penyanyi dan pemimpin pujian. Dengan kata lain yaitu orang-orang yang terpilih untuk dihadapan Tuhan sebagai imam yang membawa umat Allah ke hadapan Allah.
Kualitas dari keindahan musik itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari orang yang memainkannya, walaupun dalam pelayanan pujian dan penyembahan keahlian dalam memainkan suatu alat musik tidak mutlak diperlukan, tetapi akan lebih baik apabila kemampuan yang baik dari orang-orang yang berkualitas dalam bidang masing-masing tersebut disertai dengan pimpinan Roh Kudus.

(3)Sarana atau Fasilitas
Musik merupakan pendukung pujian dan penyembahan juga merupakan sarana ungkapan terima kasih dan rasa syukur umat Allah atas kehidupan yang telah diubahkan. Musik juga dapat dipakai untuk mengungkapkan kekaguman atas pribadi Yesus sebagai Allah pencipta, penebus dan sebagai juru selamat.
Dalam Firman Allah, musik diperdengarkan pada saat bangsa Israel bebas dari pengejaran bangsa Mesir, saat itulah pujian dan penyembahan dinaikkan kepada Allah dengan diiringi oleh permainan kecapi dan rebana (Kel. 15:20).
Alat musik adalah komponen penunjang pujian dan penyembahan. Dalam Perjanjian Lama, pada masa raja Daud, atas perintah Tuhan melalui nabi-Nya yang bernama Gad sang pelihat, supaya ditempatkan dalam rumah Tuhan yaitu orang-orang Lewi dengan ceracap, gambus dan kecapi (II Taw. 29:25). Dan pada masa sekarang ini, alat musik tetap merupakan komponen penunjang dalam pujian dan penyembahan.

e.Hambatan dalam Pujian dan Penyembahan
Roma 7:18-19 “Sebab aku tahu bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada didalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki yaitu yang jahat yang aku perbuat”.
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa sebenarnya dalam diri manusia menghendaki apa yang baik tetapi tidak dapat melaksanakannya. Tetapi perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang tidak ingin dilakukan justru dilakukan.
Ini adalah sebuah pergumulan dalam diri manusia, pada saat hendak memuji dan menyembah Allah. Sebuah kekuatan yang ada dalam diri manusia yang berusaha mencegah keintiman pribadi dengan Allah yaitu diri manusia itu sendiri. Antara lain dosa, kebiasaan, perasaan bersalah atau intimidasi iblis, aktivitas, tekanan atau permasalahan.


(1)Dosa
Matius 5:23-24 mengatakan “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” Penghalang hubungan orang percaya dengan Allah adalah dosa. Allah tidak berkenan atas dosa, pada saat hendak menghadap Dia dalam pujian dan penyembahan. Dosa adalah penghalang hubungan antara Allah dengan umat-Nya dan merupakan penghalang untuk dapat masuk dalam hadirat Allah. Allah menghendaki umat-Nya berseru dengan hati yang murni (II Tim. 2:22).

(2)Kebiasaan
Menganggap bahwa pelayanan pujian dan penyembahan adalah suatu kegiatan biasa yang hanya dilaksanakan dalam kegiatan ibadah saja. Akibatnya kurang adanya aplikasi hidup dari pelayanan pujian dan penyembahan. Yaitu tidak membangkitkan kerinduan kepada Allah dalam pujian dan penyembahan serta kreativitas dalam pelayanan. Setiap orang percaya mengetahui bahwa dalam hatinya mereka perlu memuji dan menyembah Allah. Akan tetapi bagi beberapa orang dewasa ini pelayanan pujian dan penyembahan dalam suatu ibadah menjadi suatu kebiasaan saja.



(3)Intimidasi iblis
Dosa merupakan penghalang umat Allah untuk dapat menghadap Allah, penghambat untuk dapat memuji dan menyembah Allah. Ketika umat Allah telah memohon pengampunan dari Allah melalui iman yang percaya kepada Allah, itu berarti bahwa Allah telah memperkenankan umat-Nya untuk memuji dan menyembah-Nya. Tetapi terkadang iblis mencoba untuk mengingatkan kembali kesalahan dan dosa-dosa yang pernah terjadi di masa lalu, sehingga timbul perasaan bersalah, perasaan tidak layak yang mengakibatkan manusia menjadi tidak percaya diri dan takut untuk menghadap Allah dalam persekutuan pujian dan penyembahan.
Perasaan bersalah dan perasaan tidak layak adalah merupakan intimidasi iblis untuk menjatuhkan iman orang-orang percaya bahwa mereka sebenarnya telah mendapatkan pengampunan (I Yoh. 1:9).

(4)Permasalahan
Ketika manusia mengahadapi permasalahan dalam hidup mereka, fokus mereka menjadi berubah, pikiran mereka dipenuhi dengan banyak hal, banyak tuntutan dari permasalahan itu yang terkadang dapat membuat hati sulit untuk dapat bersyukur kepada Allah dalam pujian dan penyembahan. Pada saat tekanan atau masalah muncul dalam perjalanan kehidupan manusia, perhatian mereka terfokus kepada apa yang terjadi, sehingga dalam memberikan perhatiannya kepada Allah seperti dalam persekutuan doa, dalam suatu ibadah kepada Tuhan, mereka cenderung menjadi tidak bisa berkonsentrasi pada saat memuji dan menyembah.

(5)Kesibukan
Aktivitas yang berlebihan bisa membuat persekutuan pribadi dengan Allah menjadi berkurang dan tidak ada kedisiplinan dalam hal waktu yang seharusnya diberikan kepada Allah. Aktivitas yang terlalu banyak juga dapat mengakibatkan seseorang kurang dapat berkonsentrasi saat memuji dan menyembah. Sebagai contoh kisah tentang Marta dan Maria, pada saat Yesus pergi ke tempat dimana mereka tinggal (Luk. 10:40-42). Martha sibuk dengan semua persiapan yang harus ia kerjakan, tanpa mengerti bagian yang terbaik yang seharusnya ia ambil yaitu duduk dibawah kaki Yesus. Lain halnya dengan Maria yang tahu bagian terbaik yang ia ambil yaitu lepas dari semua kesibukan dan segala aktivitasnya untuk memberikan waktu bagi Tuhan yaitu tinggal dalam hadirat-Nya.
Aktivitas pelayanan juga tidak dapat menggantikan persekutuan pribadi dengan Allah. Disiplin dalam meluangkan waktu pribadi dengan Allah adalah tidak bisa tidak bagi orang-orang percaya dengan maksud agar supaya kehidupan bersekutu dengan Allah akan senantiasa terus terjaga.

f.Ekspresi Pujian dan Penyembahan
(1)Menyanyi (Mzm. 47:7; 69:31-32; 98:1; 101:1; 105:2; 147:7; I Taw. 5:12). Fungsi dari menyanyi adalah memberi kita rasa bebas dalam puji-pujian.29 Menyanyi adalah ekspresi dari hati yang terungkap dalam pujian dan penyembahan kepada Allah. Alkitab memberitahukan bahwa Allah memberi umat-Nya nyanyian (Mzm. 40:4).
(2)Mengangkat kepala (Mzm. 123:1). Merupakan ekspresi jiwa seseorang yang berharap kepada Allah, juga dapat berarti suatu kekaguman.
(3)Menadahkan tangan (Mzm. 143:6). Sikap ini menggambarkan suatu kerinduan akan Allah.
(4)Berteriak (Mzm. 28:2). Merupakan ekspresi yang menyatakan hati yang bersukacita kepada Allah.
(5)Menari (Mzm. 150:4; I Sam. 6:14-16). Menari adalah menggambarkan sikap hati yang penuh syukur.
(6)Berjalan dan melompat (Kis. 3:8). Merupakan ekspresi bersukacita atas perbuatan Allah.
(7)Bersorak-sorai (Why. 19:6; Flp. 4:4; Yes. 61:10; Mzm. 149:2; Ef. 5:9). Ekspresi yang menggambarkan luapan hati yang bersukacita dengan menimbulkan suasana yang gaduh, berisik.
(8)Memainkan alat musik (I Taw. 23:5; II Taw. 2:12; Mzm. 150:3-5). Merupakan anjuran dalam Firman Allah. Paulus paling sedikit dua kali menganjurkan orang-orang percaya untuk bermazmur (Ef. 5:18-19; Kol. 3:16). Arti mazmur itu sendiri adalah nyanyian pujian yang diiringi oleh kecapi atau alat musik30.
(9)Berbahasa roh dan berbahasa asing (Kis. 2:4, 8-11).
(10)Menyanyi dalam bahasa roh (I Kor. 14:15).
(11)Bertepuk tangan (Mzm. 47:2; 149:3; II Raj. 11:12).31 Merupakan salah satu cara dimana Allah memerintahkan umat-Nya dalam memuji Tuhan. Bertepuk tangan adalah ekspresi yang menujukkan betapa senang hati orang-orang percaya kepada Tuhan.
(12)Berdiam diri (Mzm. 46:11; Hab. 2:20).
(13)Tertawa (Mzm. 126:1-2; Pkh. 3:4). Merupakan ekspresi yang menggambarkan luapan ucapan syukur serta sukacita kepada Allah, pada saat Allah telah memulihkan keadaan orang-orang percaya dari tekanan atau permasalahan.
(14)Membungkuk, tersungkur, bersujud (Flp. 2:10; Mzm. 95:6; Why. 19:4). Merupakan ekspresi sikap hati yang menunjukkan suatu penghormatan kepada Tuhan, dan merupakan suatu sikap hati yang mau merendahkan diri dihadapan Tuhan.

g.Macam-macam Pujian dan Penyembahan
Pujian dan penyembahan dapat dilakukan secara pribadi melalui persekutuan pribadi ataupun dapat dilakukan secara bersama-sama melalui pertemuan-pertemuan ibadah (persekutuan bersama-sama).

(1)Pujian dan penyembahan secara pribadi
Persekutuan dengan Allah secara pribadi dimaksudkan agar tiap pribadi memiliki hubungan lebih dekat dengan Allah. Persekutuan secara pribadi memungkinkan bagi manusia untuk lebih leluasa dan lebih terbuka, kepada Allah, ketika hendak menyampaikan segala perasaan hati, permasalahan bahkan pergumulan hidup mereka, tanpa takut diketahui oleh orang lain. Dalam pujian dan penyembahan kepada Allah, orang percaya dapat menyampaikan ungkapan hati secara pribadi kepada Allah.

(2)Pujian dan penyembahan secara bersama
Pujian dan penyembahan yang dilakukan secara kelompok baik dalam gereja maupun dalam suatu persekutuan kelompok kecil, menyebabkan iman semakin kokoh. Pada saat umat Allah berkumpul bersama, memuji dan menyembah Allah dengan bersehati maka Allah dapat memakai orang lain untuk memberikan jawaban atas persoalan-persoalan pribadi. Misalnya lewat mazmur yang disampaikan atau kata-kata pujian yang bisa dijadikan peneguhan.
Dalam Pujian dan penyembahan secara kelompok, dapat mempersatukan atau mempererat tubuh Kristus. Pujian dan penyembahan secara bersama-sama adalah sarana dimana umat Allah dapat saling membangun, saling menguatkan, saling menasihati, bekerja sama.
Dalam Perjanjian Lama, pujian dan penyembahan secara bersama-sama telah dilakukan oleh umat Israel. Mereka mempersembahkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan dalam bentuk nyanyian bersama-sama. Mereka sering mempersembahkan puji-pujian yang diringi kecapi, terompet, seruling, canang dan rebana. Kadang-kadang mereka memuji Tuhan dengan memakai gerakan seperti bertepuk tangan, meloncat-loncat penuh sukacita, bersorak-sorai penuh kemenangan.32

B.KERINDUAN MELAYANI
1.Pelayanan kepada Tuhan
a.Definisi Pelayanan
Istilah pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya melayani.33” Dalam masyarakat umum istilah ini dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat sosial. Sebagai contoh, melaksanakan suatu program sosial oleh lembaga tertentu yang dilakukan secara cuma-cuma. Pelaksanaan program tersebut disebut sebagai pelayanan sosial. Sedangkan dalam konsep kekristenan, istilah pelayanan dipahami sebagai melakukan pekerjaan Tuhan. Dan para pelaku yang melakukan pekerjaan Tuhan disebut sebagai hamba Tuhan atau pelayan Tuhan.
Dalam Alkitab istilah kata asli yang mengacu kepada pengertian pelayanan, dalam Perjanjian Lama adalah kata Abad dalam bahasa Ibrani yang memiliki arti to work (bekerja), to perform (melakukan), to serve (melayani).34 Dalam Perjanjian Baru memiliki beberapa istilah antara lain Latrueo dan Leitourgeo yang memiliki arti to serve (melayani).35
Jadi setelah dipahami dalam pengertiannya secara umum maupun dalam istilah yang digunakan, maka pelayanan dapat diartikan sebagai tindakan melakukan sesuatu, berbuat sesuatu. Dalam konsep kekristenan pelayanan berarti melayani Allah, dengan tujuan agar supaya nama Allah dimuliakan.

b.Makna Pelayanan
Pelayanan merupakan bagian dari kehidupan orang-orang percaya. Karena pelayanan merupakan inti kehidupan Kristen.36 Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia itu dapat melakukan pekerjaan baik, dengan kata lain yaitu melakukan pelayanan (Ef. 2:10).

(1)Dalam Perjanjian Lama
Tidak lepas dari arti kata pelayanan yaitu melayani Allah, maka dalam Perjanjian Lama, banyak sekali contoh-contoh yang mencatat orang-orang yang melayani Tuhan dan pada prinsipnya orang-orang ini adalah orang-orang yang dikehendaki Allah atau ditunjuk oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan tetapkan atas diri mereka. Sebagai contoh Yosua, Samuel, dan para Hakim-hakim. Artinya bahwa Allah sendirilah yang menetapkan dan mengurapi dengan Roh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya untuk melakukan tugas khusus yang Allah kehendaki untuk supaya mereka lakukan.
Jadi makna pelayanan dalam Perjanjian Lama adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menyelesaikan tugas tertentu yang Tuhan tetapkan atas dirinya.37 Artinya orang-orang yang memang dari awal telah ditentukan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya, (Yer 1:5).

(2)Dalam Perjanjian Baru
Ada beberapa makna yang menyangkut tentang pelayanan dalam Perjanjian Baru, yaitu makna pelayanan menurut Kristus dan makna pelayanan menurut para rasul.

(a)Makna Pelayanan menurut Yesus Kristus
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus diteguhkan oleh Allah (Mat. 3:17) dan melalui masa persiapan (4:1-11). Dalam masa hidup-Nya dan pelayanan-Nya Yesus menekankan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan Allah.38
Pelayanan adalah memiliki hati untuk menyelamatkan dan memulihkan. Serta memiliki hati yang penuh kasih (Mat. 9:35-38).
Pelayanan disertai oleh kuasa Allah (Mat. 10:1; 5-8).
Pelayananan harus dimulai dengan penyangkalan diri (Mat. 10:34-40).
Pelayanan adalah rela berkorban (Mat. 20:20-28). Dalam melayani dituntut kerelaan untuk berkorban.39
Pelayanan adalah mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dibebankan atau dipercayakan kepadanya untuk dilakukan (Mat. 25:19-29).

Ada banyak contoh pelayanan yang dilakukan Kristus yang menyatakan arti pelayanan itu sendiri. Berikut pelayanan Kristus dilanjutkan oleh rasul-rasul-Nya yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama seperti pelayanan Kristus.

(b)Makna Pelayanan menurut Rasul-rasul
Dalam memilih orang-orang untuk dilibatkan dalam pelayanan harus melalui pemilihan dan peneguhan (Kis. 1:15-26).
Pelayanan juga disertai dengan tanda-tanda ajaib (Kis. 5:12).
Pelayanan adalah melayani orang lain (Kis. 6:1-4).
Pelayanan haruslah senantiasa tunduk kepada Allah (Kis. 10:19-20).
Pelayanan adalah mempertanggungjawabkan tugas pelayanannya (Kis. 11).
Pelayanan adalah memberitakan kabar keselamatan (Kis. 2:14-40; 4:1-22; 26:24-32; 28:30-31).
Pelayanan senantiasa memiliki semangat (Rm. 12:11).40

c.Bentuk Pelayanan
Dalam kehidupan kekristenan mengenal begitu banyak jenis pelayanan yang seluruhnya ditujukan untuk kemuliaan Tuhan, dan untuk memudahkan pemahaman mengenai bentuk-bentuk pelayanan maka dalam penulisan ini penulis hanya membatasi contoh-contoh bentuk pelayanan.

(1)Pelayanan Musik
Alkitab mencatat bahwa dari mulanya musik telah ada dalam peradaban manusia (Kej. 4:21), dan musik memiliki kemampuan atau pengaruh yang sangat besar dalam mengontrol emosi atau hati seseorang, contoh kisah Daud ketika berada di istana Saul (I Sam. 16:15-23), menunjukkan bahwa musik memiliki suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Selain itu musik juga adalah salah satu cara untuk mengekspresikan segala sesuatu yang ada dalam diri manusia, contoh seperti yang dialami oleh bangsa Israel pada saat saat mereka keluar dari perbudakan Mesir, mereka beribadah kepada Tuhan dengan mengekspresikannya melalui musik (Kel. 15:20).
Dalam Perjanjian Lama, musik memiliki peranan penting dalam kehidupan umat Israel, dalam perayaan-perayaan seta hari-hari besar dan dalam ibadah, seringkali menggunakan musik, sebagai contoh raja Daud ketika berada dalam bait suci, Daud menempatkan para pemuji dan pemusik (I Taw. 16:37, 41-42).
Dalam Perjanjian Baru, walaupun tidak banyak dalam memberikan informasi mengenai musik, tetapi indikasi musik itu sendiri cukup banyak, yaitu dalam bentuk nyanyian (Kis. 16:25; Luk. 1:46-55).
Dari penjelasan tersebut diatas penulis ingin menunjukkan bahwa musik memiliki tempat yang penting dalam kehidupan manusia, dan juga memiliki peranan penting dalam pelayanan kepada Allah.

(2)Pelayanan Penginjilan
Istilah yang digunakan yang mengacu kepada pengertian penginjilan adalah Euangelizo yang berarti berita atau kabar baik yang kemudian dalam kekristenan dipakai untuk menjelaskan berita tentang Yesus Kristus.41 Kata Euangelizo sering digunakan dalam Perjanjian baru yang menyatakan pelayanan penginjilan. Sebagai contoh dalam pelayanan Yesus (Mat. 11:5; Luk. 7:22).
Penginjilan merupakan bagian dari rencana Allah yang memiliki tujuan untuk memberikan keselamatan bagi orang yang belum mengenal Kristus. Gereja dan orang-orang percaya memiliki tugas dan serta tanggung jawab untuk memenuhi rencana Allah tersebut.42
Pelayanan penginjilan memiliki dua ruang lingkup yakni; pelayanan kepada dunia yang berarti pelayanan keluar mewartakan firman Allah kepada orang-orang yang belum mengenal Allah, dan pelayanan kepada gereja, yaitu pelayanan yang membangun serta memperlengkapi tubuh Kristus (Ef. 4:11-12).

(3)Pelayanan Profetik
Pelayanan Profetik adalah pelayanan yang mengandung unsur-unsur atau berita yang dapat menjawab kebutuhan orang percaya. Macam pelayanan profetik adalah seperti penyampaian nubuatan. Sebagai contoh saat seorang menyampaikan nubuat dalam suatu ibadah, maka yang terjadi adalah nubuatan yang disampaikan bisa merupakan teguran kepada umat percaya atau kepada orang tertentu atau bisa juga merupakan berita yang menguatkan iman orang percaya atau jemaat Tuhan. Nubuatan itu sendiri adalah berasal dari bahasa Ibrani yaitu Nabhi yang memiliki arti “berkata-kata untuk orang lain” dalam bahasa Yunani yaitu Prophetes yang memiliki arti “berkata-kata atas nama orang lain.43”
Pelayanan profetik berfungsi dengan tujuan membawakan perkataan Tuhan kepada jemaat untuk mengajar, mendorong, menasihati, membangun dan menghibur diri dan jemaat (I Kor. 14:3-4). Pelayanan profetik yang adalah memberitakan perkataan Tuhan kepada jemaat, haruslah sesuai dan didasarkan atas Kitab Suci atau Firman Allah. Karena Firman Allah adalah merupakan pewahyuan Allah kepada manusia, yang dinubuatkan oleh para nabi baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dengan kata lain bahwa Firman Allah adalah kumpulan nubuatan para Nabi, atau disebut sebagai nubuat-nubuat Kitab Suci (II Ptr. 1:20-21).


d.Syarat untuk melayani Tuhan
Dewasa ini ada begitu banyak orang yang terlibat dalam pelayanan. Tetapi apabila dicermati dengan sungguh-sungguh maka ada sebagian besar orang-orang yang telah terlibat dalam pelayanan pada mulanya mungkin tertarik ingin mencoba atau terpaksa karena tidak ada orang lain. Ada banyak hal yang mendasari alasan mereka terlibat dalam pelayanan.
Dalam Alkitab dijelaskan secara tidak langsung tetang kriteria atau syarat seseorang untuk dapat terlibat dalam pelayanan. Sebagai contoh nabi Yesaya (Yes. 6) dan keduabelas murid Yesus (Mrk. 6:7). Penerapan pada masa kini pun tidak jauh berbeda, tetang syarat-syarat apakah, bagi orang-orang yang rindu untuk dapat terlibat dalam pelayanan. Antara lain;

(1)Panggilan
Panggilan adalah, Allah menetapkan orang-orang pilihan-Nya untuk melakukan kehendak-Nya (I Tim. 2:7). Orang percaya dipilih Allah dan ditetapkan untuk melakukan pekerjaan-Nya.
Panggilan Allah tidak melihat bagaimana keadaan manusia itu sebelumnya (I Kor. 1:26; 7:17, 20), melainkan karena kasih dan karunia Allah (Gal. 1:15).
Allah sendirilah yang memanggil dan menghendaki supaya umat-Nya melayani Dia. Sebagai contoh rasul Paulus, dipanggil Allah untuk memberitakan injil (Kis. 16:10), dipanggil Allah untuk menjadi rasul (Rm. 1:1). Jadi panggilan adalah syarat utama untuk dapat terlibat dalam pelayanan kepada Allah. Orang-orang percaya dipanggil untuk melayani.44

(2)Memiliki sikap seorang hamba
Seorang hamba adalah seorang yang tunduk sepenuhnya kepada tuannya. Seorang yang tidak berhak atas dirinya sendiri, dan seorang yang hanya bertugas melayani tuannya. Sikap seorang hamba adalah sikap yang penuh dengan rasa tunduk. Dan pelayanannya tidak menguntungkan bagi dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya melayani tuannya dengan penuh tanggung jawab sebagai contoh sikap kerendahan hati, menurut Swindol: seorang pelayan adalah orang yang memiliki sikap yang tidak membela diri manakala diperhadapkan pada perlawanan, yang menunjukkan adanya suatu kesediaan untuk bertanggung jawab.45
Hal praktis tentang sikap seorang hamba menurut Kraeuter adalah:
“orang percaya dapat melayani Tuhan dengan cara beribadah dan mentaati Dia melalui perbuatan dan perkataan. Contoh melayani gereja dengan jalan bertumbuh secara rohani sehingga dapat lebih baik dalam memimpin orang dalam ibadah. Orang percaya juga dapat melayani Tuhan dengan jalan menghormati pendeta melalui perkataan dan perbuatan. Jika setiap hari orang-orang percaya dapat memutuskan bahwa dalam segala sesuatu yang mereka perbuat dan katakan, mereka akan menjadi hamba yang rendah hati seperti Yesus.46”

Jadi dengan demikian, sikap seorang hamba adalah sikap yang tidak memiliki keinginan lain selain keinginan untuk melayani Tuhan, yang juga memiliki hati yang terpusat kepada Allah bukan kepada diri sendiri. Sikap seorang hamba merupakan sikap yang mengerti betapa pentingnya setia dalam hal-hal yang kecil (Luk. 19:17), dalam arti secara praktis yaitu dalam hal-hal praktikal mampu menjalankan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik .

(3)Kepribadian yang baik
Kepribadian yang dimaksud adalah, sifat atau watak yang berkenan di hati Tuhan sesuai dengan Firman Allah.47 Pentingnya kepribadian sebagai syarat untuk dapat melayani Allah adalah dengan maksud supaya menjadi teladan bagi orang-orang yang dilayani. Beberapa contoh kepribadian yang baik, antara lain; sabar (II Tim. 2:24; Pkh. 10:4), lemah lembut, yang berarti tidak membalas, penerimaan dengan sukacita atas situasi-situasi yang ada, menanggung dan menerima ketidak adilan48, penguasaan diri (Gal. 5:23). Dan lain-lain.

e.Hambatan dalam Pelayanan
Menjadi pelayan Kristus tidak menjamin bahwa dalam pelayanan akan senantiasa baik-baik saja dan tidak ada jaminan bahwa ketika melayani Tuhan, maka secara otomatis Allah memberikan “vitalitas rohani”, atau dengan kata lain bahwa Allah akan selalu memberikan kemampuan kepada orang-orang percaya untuk mempertahankan kehidupan rohani mereka. Ada kalanya keadaan rohani mereka akan menjadi lemah, adakalanya keadaan rohani akan menjadi tidak berdaya dan akan menjadi kering. Dan pada akhirnya hal-hal tersebut menjadi penghambat dalam efektivitas atau keberhasilan suatu pelayanan.
Banyak hal yang menjadi penghalang bagi umat Tuhan untuk melayani Allah selain keadaan kerohanian, yaitu antara lain;

(1)Motivasi yang salah
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berarti dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.49 Kesuksesan atau kegagalan manusia dalam usahanya mencapai sesuatu diawali dari motivasi. Demikian halnya dalam pelayanan, apabila manusia dalam pelayanannya didorong dengan motivasi untuk memenuhi ambisi pribadi, maka akan mengalami kegagalan dihadapan Tuhan. Kegagalan yang dimaksud adalah tidak mempermuliakan nama Tuhan.

(2)Tidak adanya Visi
Visi adalah gambaran mental yang jelas mengenai masa depan yang lebih baik, yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihan-Nya dan didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan situasi yang ada50. Artinya pemahaman yang akurat dari Allah bahwa visi tersebut merupakan kehendak Allah di dalam hidup serta pelayanan manusia kepada Allah. Pemahaman yang akurat tentang diri sendiri adalah visi yang Allah tempatkan dalam diri orang pilihan-Nya yang melihat kemampuan manusia tersebut. Sedangkan pemahaman yang akurat tentang situasi yang ada, artinya bahwa visi yang Tuhan tempatkan dalam diri manusia adalah bersifat relaistis dan bukan berada di awang-awang.
Dalam kehidupan ke-Kristenan, visi merupakan unsur penting dalam pelayanan kepada Allah. Karena visi akan membantu orang percaya untuk mengerti maksud Allah. Visi akan menuntun orang percaya kepada tujuan Allah bagi umat-Nya.
Dalam suatu pelayanan kepada Allah, apabila tidak mengetahui visi atau maksud dan tujuan Allah maka pelayanan tersebut tidak ada faedahnya. Ketiadaan visi merupakan salah satu faktor penghambat pelayanan, karena akan berakibat umat Allah menjadi tidak tahu arah atau tujuan pelayanan mereka dan tidak mengerti maksud dan tujuan Allah dalam pelayanan mereka.

(3)Pribadi atau diri sendiri
Adakalanya pribadi menjadi penghambat dalam pelayanan. Sebagai contoh pada saat orang-orang percaya diperhadapkan pada tekanan, permasalahan hidup, saat itu juga mereka seperti kehilangan sasaran atau fokus atau tujuan dalam pelayanan mereka. Borthwick mengatakan; kita kehilangan perspektif atau arah dari prioritas kita, karena kita merasa bahwa kita sendirian di dalam menghadapi tantangan.51
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan atau tekanan-tekanan membuat orang percaya dalam kehidupan pribadi mereka disibukkan dengan perasaan kesendirian. Maka akibat yang terjadi yaitu prioritas-prioritas dalam pelayanan tidak lagi menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Dengan kata lain mejadi tidak maksimal dalam memenuhi kebutuhan dalam pelayanan.

f.Dampak Pelayanan
Yesus dalam pengajaran-Nya menuntut agar supaya orang-orang percaya menjadi terang dan garam dunia (Mat. 5:13-16) ditengah masyarakat yang didominasi oleh egoisme, kepentingan diri sendiri. Artinya bahwa Yesus menuntut orang-orang percaya yang menjadi pelayan-Nya untuk dapat menjadi pengaruh atau bahkan memberi dampak. Dampak apa sajakah yang seharusnya dapat terjadi oleh para pelayan Tuhan dalam pelayanan.

(1)Diberkati
Pelayanan kepada Allah adalah pelayanan yang dengan tujuan menghadirkan hadirat Allah untuk memberkati orang lain. Sebagai contoh dalam pelayanan pujian dan penyembahan. Orang-orang yang terlibat dalam pelayanan pujian dan penyembahan adalah orang-orang yang berdiri sebagai wakil Allah untuk mengantarkan umat Allah supaya dapat menghadap kepada Allah. Ketika umat Allah menaikkan pujian dan penyembahan mereka kepada Allah, saat itu juga Allah memberkati segala kebutuhan mereka, mengerti segala pergumulan mereka, memberi jalan keluar bagi permasalahan mereka. Menurut Kraeuter, orang yang melayani membawa dampak yaitu: “Menolong orang lain untuk mencapai apa yang Tuhan rencanakan bagi mereka.52”

(2)Bertumbuh secara rohani
Pelayanan dewasa ini ada berbagai macam bentuk seperti antara lain: pelayanan mimbar, pelayanan pujian dan penyembahan dll. Semua pelayanan yang Allah kehendaki bertujuan untuk membangun, mengajar, menguatkan tiap-tiap orang percaya dalam suatu tubuh Kristus. Sebagai contoh pelayanan mimbar atau pelayanan memberitakan Firman Allah. Pelayanan memberitakan Firman Allah merupakan saranan yang efektif untuk dapat meningkatkan kualitas kerohanian jemaat. Karena pelayanan ini bertujuan untuk mengajar, membangun, menasihati, mendorong. Melalui pelayanan memberitakan Firman Allah, maka jemaat akan diajarkan mengenai kebenaran-kebenaran Firman Allah. Dengan demikian jemaat dapat bertumbuh secara rohani, sebagai akibat dari dampak pelayanan Firman Allah.

(3)Membawa jiwa bagi Kristus
Allah memiliki tujuan, yaitu supaya semua orang dapat mengenal Kristus. Itu sebabnya Allah memanggil orang-orang percaya untuk terlibat dalam Missi Allah melalui penetapan atas diri mereka sebagai pelayan Tuhan. Salah satu pelayanan yang Tuhan tetapkan dalam tubuh Kristus adalah sebagai penginjil. Penginjil merupakan bentuk pelayanan kepada Allah yang melayani dalam pemberitaan Injil. Ketika pemberitaan Injil disampaikan maka akan terjadi pertobatan jiwa walaupun pertobatan itu sendiri ditentukan oleh keputusan masing-masing orang. Sebagai contoh Kisah para rasul 8:26-40 mencatat tentang pelayanan pemberitaan Injil oleh Filipus kepada Sida-sida Etiopia. Sehingga membawa keselamatan bagi Sida-sida tersebut.

2.Kerinduan Melayani
a.Arti Kerinduan Melayani
Merupakan suatu kondisi orang-orang percaya yang mengasihi Allah, sehingga sifat-sifat Allah ada dalam diri mereka yang kemudian menjadi motivasi untuk dapat melayani, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Kerinduan melayani sesama timbul sebagai akibat pengalaman-pengalaman pelayanan bersama dengan Allah yang telah lalu membangkitkan semangat orang-orang percaya untuk melayani. Kerinduan melayani sesama merupakan kondisi orang-orang percaya pada saat mereka mulai memahami, mengerti kebutuhan orang lain lalu memutuskan untuk melayani mereka. Pada saat seseorang mengalami jamahan secara pribadi bersama dengan Tuhan maka dalam hati mereka timbul suatu keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan. Salah satu upaya mereka untuk dapat menyenangkan hati Tuhan adalah dengan melayani Dia.

b.Faktor-faktor yang menopang Kerinduan Melayani
(1)Kasih kepada sesama
Kasih merupakan motivator yang membuat seseorang untuk melayani. Yesus pada saat melihat kebutuhan orang lain, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.53 Warren mengatakan;
“Jika saya tidak memiliki kasih kepada orang lain, tidak ada kerinduan untuk melayani orang lain, seharusnya saya bertanya-tanya apakah Kristus sungguh-sungguh ada dalam kehidupan saya.54”

Dengan demikian, bahwa kasih adalah dasar dari pelayanan kepada sesama, karena dengan kasih, orang percaya mampu melihat dan memahami kebutuhan orang lain. Jadi kasih merupakan dasar kerinduan umat Allah yang ingin melayani.

(2)Visi
Masing-masing orang dipanggil untuk menjadi bagian dalam tubuh Kristus, dipanggil untuk melayani Allah. Pelayanan yang dilakukan diharapkan mampu menggenapi visi Allah yang telah ditempatkan di dalam setiap hati orang percaya.
Visi adalah merupakan gambaran yang terpampang mengenai sesuatu yang dapat terjadi atau harus terjadi di masa mendatang.55 Artinya bahwa ada perubahan yang dikehendaki atau kenyataan, keadaan yang akan datang yang melebihi keadaan serta kenyataan saat ini. Dan hal itu membangkitkan semangat serta kerinduan untuk melayani Tuhan. Visi diberikan oleh Allah kepada umat-Nya dengan maksud agar supaya orang-orang percaya melayani Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Visi memberikan semangat serta memberikan kerinduan dalam melayani Allah. Karena ada tujuan yang harus dicapai.

(3)Pengalaman bersama dengan Allah

Oleh Kasih karunia Allah, umat Allah atau orang-orang percaya dapat melayani. Pengalaman bersama dengan Allah merupakan kasih karunia Allah. Karena pengalaman tersebut merupakan pengalaman orang-orang percaya yang mengalami jamahan Tuhan serta pertolongan-Nya secara pribadi. Bagi mereka yang mengalami Tuhan secara pribadi dalam kehidupan mereka, melayani bukanlah suatu pilihan namun hal ini merupakan suatu keputusan orang percaya sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan yaitu melayani. Pada saat orang-orang percaya mengalami pertolongan Tuhan dan jamahan Tuhan atas kehidupan mereka. Dari dalam hati mereka timbul suatu keinginan untuk mengucap syukur atas pertolongan-Nya. Suatu tindakan yang muncul sebagai respon manusia adalah ingin melayani-Nya.
Pengalaman bersama dengan Allah memberikan suatu kerinduan kepada Allah akan pengenalan terhadap pribadi-Nya. Semakin rindu orang percaya untuk mengenal-Nya, semakin ingin melakukan sesuatu sebagai ucapan syukur kepada-Nya untuk menyenangkan-Nya. Tindakan yang tepat untuk menyenangkan hati-Nya adalah melayani Dia.

c.Faktor Penghambat Kerinduan Melayani
(1)Rendah diri
Banyak orang yang rindu melayani Allah, tetapi sayangnya kerinduan tersebut tertutupi oleh keberadaan diri mereka sendiri. Sebagai contoh, rendah diri. Sikap rendah diri yang ada dalam diri seseorang membuat pola pikir seseorang yang bersangkutan tersebut menjadi minder, merasa tidak mampu. Akibatnya menjadi takut untuk mengambil keputusan.
Orang percaya yang sebenarnya memiliki kerinduan untuk melayani Allah kandang kala dihambat oleh keadaan diri mereka sendiri seperti rasa rendah diri tersebut. Hal ini merupakan penghambat bagi seseorang untuk melayani, maju, bertumbuh.

(2)Keluarga yang tidak mendukung pelayanan
Keluarga adalah merupakan wadah dimana manusia bertumbuh, belajar, bergaul dan lain sebagainya. Keluarga adalah pengaruh utama atas kehidupan seseorang, khususnya kepada anggota keluarga itu sendiri. Banyak hal yang membentuk kepribadian seorang anak, bahkan latar belakang atau kondisi suatu keluarga juga memiliki pengaruh terhadap kepribadian seorang anak.56 . Sebagai contoh dalam Firman Allah, Paulus sangat menyadari betapa keluarga memiliki arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, maupun dalam menentukan makna dan tujuan hidup seseorang. II Timotius 1:5, Paulus menunjukkan kepada Timotius kualitas penting yang ia peroleh melalui orang tuannya. Dia mengatakan “sebab aku teringat akan iman mu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama dalam nenekmu Lois dan di dalam ibu mu Eunike dan yang aku yakin hidup juga dalam dirimu.57 Disini Paulus menyadari bahwa keluarga memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting.
Orang tua sangat mempengaruhi kehidupan seorang anak. Dalam pengambilan suatu keputusanpun terkadang pihak anggota keluarga yang lain yang ingin untuk dapat terlibat dalam pelayanan pun tidak memiliki hak dalam mengambil keputusan. Keluarga yang tidak mengizinkan anggota keluarga yang lain atau anaknya untuk terlibat dalam suatu pelayanan merupakan penghambat.


C.KORELASI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN TERHADAP KERINDUAN MELAYANI

1.Pujian dan penyembahan membuat seseorang semangat untuk melayani Tuhan.

Pujian dan penyembahan membawa seseorang semakin mengenal Allah dan semakin menyadari kasih Allah dalam hidupnya, ia juga menyadari kebaikan Allah dan pertolongan Allah dalam kehidupannya. Keadaan tersebut akan membuat seseorang melakukan apa saja yang Allah kehendaki dalam kehidupannya, termasuk diantaranya adalah melayani Tuhan. Sebagai contoh rasul Petrus, ketika Yesus bertanya kepadanya, jika ia (Petrus) mengasihi-Nya, maka Yesus meminta nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dalam arti melayani Dia (Yoh. 21:15-17).


2.Pujian dan penyembahan membuat seseorang rindu untuk memberitakan injil.

Pujian dan penyembahan dan penginjilan merupakan suatu kesatuan, artinya bahwa dalam pujian dan penyembahan sedang menceritakan keagungan Allah, ke- Maha Kuasaan Allah serta perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang lain (Mzm. 40:4). Sebagai contoh Paulus dan Silas menaikkan pujian dan penyembahan ketika mereka sedang berada dalam penjara (Kis. 16:25). Mereka melakukan penginjilan melalui pujian dan penyembahan, sehingga kepala penjara bertobat beserta seluruh keluarganya (ay. 30-34).
Seseorang yang memuji dan menyembah Allah, berarti bahwa ia bersyukur atas kasih dan karunia Allah, atas ke-Maha Kuasaan Allah dalam hidupnya. Sehingga ia rindu untuk apa yang telah Allah perbuat dalam hidupnya supaya orang lain juga mengalaminya, dengan cara memberitakan injil.

3.Pujian dan penyembahan menyebabkan seseorang semakin mengenal Allah.
Pujian dan penyembahan merupakan wadah dimana umat Allah dapat bersekutu dengan Allah. Pujian dan penyembahan memimpin persekutuan orang-orang percaya kepada Allah.58 Persekutuan dengan Allah membuat orang-orang lebih mengenal Allah, mengenal kasih karunia-Nya, kebesaran-Nya, serta kemurahan-Nya. Semakin orang percaya membangun hubungan dengan Allah melalui pujian dan penyembahan, semakin mereka mengenal Allah dalam kehidupan mereka.

4.Pujian dan penyembahan mempererat hubungan sesama tubuh Kristus.
Pujian dan penyembahan yang dinaikkan kepada Allah dengan bersehati memuliakan Allah, akan dapat meningkatkan ikatan kasih kepada sesama. Sehingga anggota tubuh Kristus akan merasa satu dalam Tuhan Yesus Kristus. Melalui pujian dan penyembahan membuat suatu kesadaran bahwa orang yang memuji dan menyembah Allah tidak merasa sendiri, melainkan ia termasuk bilangan orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Tuhan.
Persekutuan orang-orang percaya yang memuji dan menyembah Allah, membuat mereka dapat mengerti satu dengan yang lain, menerima segala kelebihan dan kekurangan, memahami kebutuhan satu dengan yang lain dengan cara mengaplikasikan kasih yang merupakan perintah Allah dalam firman-Nya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pujian dan penyembahan yang dinaikan kepada Allah oleh orang-orang percaya dalam tubuh Kristus, akan mempererat persekutuan diantara mereka. Akibat yang timbul, mereka dapat saling memahami kebutuhan, saling membangun, saling menerima, saling menolong dan saling menguatkan.

5.Pujian dan penyembahan membuat seseorang rindu untuk menolong sesama.
Allah menyatukan sifat serta gambar diri-Nya dalam diri manusia pada saat mereka memuji dan menyembah Allah. Ketika umat Allah menyambut-Nya dalam pujian dan penyembahan berarti mereka mengizinkan Allah untuk berkuasa atas kehidupan mereka. Sehingga sifat-sifat Allah termanifestasikan dalam kehidupan orang-orang percaya kepada sesama. Sebagai contoh mengasihi sesama adalah tindakan penyembahan Sang Pencipta Kasih yaitu Allah.59 Ketika manusia mengasihi sesama maka ekspresi yang diwujudkan dalam mengungkapkan rasa kasih mereka adalah menolong sesama.


D.DESKRIPSI GEREJA PANTEKOSTA IMANNUEL REHOBOT SOLO60
1.Latar belakang Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.
Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo, diawali dari sebuah perintisan yang dirintis oleh Bp. Pdt. Abednego Agus Effendy. Perintisan pertama kali diadakan di daerah Jagalan dan Porwopuran dengan dihadiri jemaat kurang lebih 10-13 jiwa. Sampai pada akhirnya Tuhan mempercayakan jiwa-jiwa yang bertambah menjadi 40-45 jiwa.
Pada tahun 1988 pertengahan bulan Februari, perintisan tersebut dipindahkan di jalan Juanda no. 9A Surakarta, sampai masa peresmian beliau sebagai pendeta muda (Pdm) yang menyatakan bahwa perintisan yang dimulainya juga resmi dibawah naungan organisasi Imannuel yang berpusat di jalan Sendang no. 4 Madiun. Seiring berjalannya waktu, gereja tersebut mengalami perkembangan dengan dibentuknya komisi-komisi.
Pada tahun 1990 tepatnya pada bulan Agustus, dalam Musyawarah Besar dari organisasi Pantekosta Imannuel, Pdm. Abednego Agus Effendy dilantik sebagai pendeta penuh. Dan pekerjaan Tuhan pun semakin berkembang dengan dibukannya Pos P.I di Kerten kampung Sewu dan Semanggi.
Dalam perjalanan masa pelayanan tersebut Allah kembali menyatakan pertolongan-Nya, dimana pada saat tempat perintisan di jalan Juanda masa kontraknya telah habis, maka Allah menyediakan suatu tempat yang baru melalui seorang pengusaha yang tempatnya terletak di jalan Juanda no. 176, sampai pada tahun 1995.
Pada tahun 1995, kembali Tuhan memberikan sebuah tempat yang dikemudian hari menjadi tempat bangunan gereja yang permanen, tepatnya di daerah Rejosari Ngemplak, kecamatan Banjarsari Solo. Sampai pada tahun 1996 Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo berdiri secara permanen dengan bertempat di Kampung Nongsongan Rt 01 Rw VIII Kelurahan Gandekan sampai pada permulaan tahun 1998 dibangunlah auditorium (sebagai tempat ibadah sekarang ini), pastori di lantai atas, pavilliun serta beberapa bangunan tambahan.
Setelah 15 tahun lebih Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo berdiri, Allah terus mempercayakan banyak jiwa untuk digembalakan.

2)Visi Gereja Lokal

Visi gereja lokal adalah “Allah bersemayam diatas puji-pujian”. Pandangan Akhir Allah yang diberikan kepada Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo, melalui gembala sidang sampai hari ini. Hal ini berarti bahwa gembala sidang telah melihat tentang kebesaran dan kemuliaan Tuhan yang dinyatakan dalam puji-pujian.

b.Misi Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.
Adapun yang menjadi misi Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo, adalah memenangkan jiwa melalui pujian dan penyembahan, setiap orang yang sakit disembuhkan melalui pujian dan penyembahan, setiap orang yang terikat dilepaskan melalui pujian dan penyembahan dan setiap orang yang mengalami luka hati dihiburkan melalui pujian dan penyembahan. Membawa jemaat yang bersaksi atau menjadi saksi Kristus serta mampu memenangkan setiap jiwa dan memuridkannya.

4.Tujuan Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.
Yang menjadi tujuan Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo, adalah memenangkan jiwa yang terhilang dengan berapapun harga yang harus dibayar. Artinya bahwa dari teladan Yesus yang mengorbankan seluruh hidup-Nya termasuk memberikan nyawa-Nya berhasil menggenapi rencana Allah di dunia. Secara praktis harga yang harus dibayar bagi orang-orang percaya pada masa kini adalah ditolak oleh lingkungan pada saat memberitakan injil, dihina, didera atau dianiaya, berdoa bagi jiwa-jiwa dengan sungguh-sungguh dan sebagainya. Dan yang menjadi prinsip “memenangkan jiwa” adalah sbb:

a.Mengenal Kristus dan memperkenalkan Kristus.

Sebagai orang-orang percaya harus benar-benar mengenal Kristus sehingga kehidupan Kristus itu sendiri nampak dalam kehidupan keseharian orang percaya. Dengan demikian melalui kehidupan orang-orang percaya terpancar sifat-sifat Allah seperti antara lain belas kasihan, mengasihi, menolong dan lain-lain yang pada akhirnya membawa dampak pengenalan pribadi Kristus melalui hidup orang percaya kepada jiwa yang belum mengenal Kristus.

b.Menjadi saksi Kristus

Artinya bahwa orang-orang percaya harus menjadi saksi Kristus. Apa yang Kristus miliki dan apa yang Kristus lakukan tentunya harus dimiliki oleh orang-orang percaya. Pada saat menjadi saksi Kristus, orang-orang percaya dapat bersaksi melalui kehidupan mereka.

5.Bentuk-bentuk pelayanan yang dilakukan dalam Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.

Bentuk-bentuk pelayanan dalam Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo adalah;
- Pelayanan Sekolah Minggu: dilaksanakan setiap hari minggu pukul 07:00 s/d 08:00 pagi. Komisi Sekolah Minggu di ketuai oleh Bp. Riswan Wijaya
- Pelayanan Muda Remaja: dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 18:00 s/d 20:00. Komisi Kaum Muda Remaja diketuai oleh Sdri. Vienca Laurent
- Pelayanan Muda Dewasa
- Pelayanan Kaum Bapak/Ibu: dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 18:00 s/d 20:00, komisi Bapak/Ibu di ketuai oleh Bp. Gideon Anang Prakoso
- Pelayanan Pujian dan Penyembahan: pelayanan pujian dan penyembahan merupakan bagian dari ibadah, adapun jadwal latihan adalh pada hari Jumat
- Pelayanan Doa syafaat: diadakan setiap hari Senin
- Pelayanan Pastoral Konseling: pelayan Pastoral Konseling memiliki waktu yang tidak tentu, karena mengingat dari kebutuhan jemaat.

6.Aktivitas pelayanan rutin Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.
Kegiatan pelayanan Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo adalah sebagai berikut;
Hari
Pukul
Kegiatan
Senin
18:00 s/d 20:00
18:00 s/d 21:00
Pertemuan Visitor
Doa Syafaat
Selasa
16:00 s/d 18:00
Rapat dan pertemuan-pertemuan pengurus
Rabu
16:30 s/d 18:00
Ibadah Impartasi
Kamis
19:00 s/d 20:00
Kelompok Sel
Jumat
18:00 sampai selesai
Latihan musik untuk ibadah dan Persekutuan rumah tangga di Kampung sewu
Sabtu
18:00 s/d 20:00
Ibadah Muda Remaja
Minggu
06:00 s/d 08:00
10:00 s/d 13:00
17:00 s/d 19:00
Ibadah raya I
Ibadah raya (Gen-B)
Ibadah raya II

7.Kendala-kendala yang dihadapi Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh Gereja Pantekosta Imannuel Rehobot Solo cukup berkurang, seperti kendala dari luar atau dari lingkungan, sudah dapat menerima keberadaan gereja ini. Kendala yang lain yang dihadapi sekarang adalah berasal dari dalam, yaitu antara lain: berupa keterbatasan sumber daya manusia untuk terlibat dalam pelayanan secara umum. Serta keterbatasan dana dalam menyelenggarakan missi.

18 komentar:

  1. Balasan
    1. Thanks, maybe you would like to follow my another blog



      https://sharing4nything.wordpress.com/

      Hapus
  2. Terima kasih buat Artikelnya, Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih brader, barangkali mau mampir di blog saya yang baru



      https://sharing4nything.wordpress.com/

      Hapus
  3. Bro.. yan cornwal itu d ambil dari buku apa dan tahun brp ya? Thankyou .. GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bah...dah lama juga ya 2017? Maaf ya brader, baru kebuka sekarang...ttg yan Cornwall maaf brader blm sempat cari

      Hapus
    2. Barangkali mau mampir di blog saya yang baru


      https://sharing4nything.wordpress.com/

      Hapus
  4. Tanks ya..sangt memberkati..
    GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Barangkali mau mampir di blog saya yang baru

      https://sharing4nything.wordpress.com/

      Hapus
  5. Terimakasih artikelnya ini, so blessed..ijin pelajari ya?

    BalasHapus
  6. https://sharing4nything.wordpress.com/

    BalasHapus
  7. Barangkali mau mampir di blog saya yang baru

    Sharing4nything.wordpress.com

    BalasHapus
  8. https://sharing4nything.wordpress.com/

    BalasHapus
  9. Artikelnya sangat membantu, Terima kasih

    BalasHapus
  10. Terima Kasih Pak, inin share ya.

    BalasHapus